Setelah terjadi ledakan di Jembatan Kerch pada Sabtu, Rusia akan memasok kembali pasukan ke Ukraina selatan melalui koridor laut dan darat.
Hal tersebut dikatakan Kementerian Pertahanan Rusia, CNN melaporkan.
Militer Rusia telah menggunakan jembatan Kerch secara ekstensif untuk mengirim pasukkannya ke Kherson dan Zaporizhzhia.
Belum diketahui sampai kapan jalan dan jembatan rel yang melintasi Selat Kerch tersebut tidak bisa digunakan.
“Penyediaan kelompok pasukan Rusia yang terlibat dalam operasi militer khusus di Nikolaev-Krivoy Rog dan Zaporozhye (Ukraina: Mykolaiv – Kryvyi Rih – Zaporizhzhia) arah operasional dilakukan terus menerus secara penuh sepanjang koridor darat dan sebagian dengan transportasi laut,” kata Kementerian Pertahanan lewat saluran Telegramnya.
Sebelumnya, satu ledakan telah merusak jembatan Kerch yang menghubungkan semenanjung Krimea yang dicaplok dengan Federasi Rusia.
Ledakan Sabtu pagi tersebut menyebabkan bagian dari jembatan terpanjang di Eropa runtuh.
Kendati demikian, penyebab pasti ledakan belum jelas.
Para pejabat Rusia mengatakan sebuah truk bahan bakar meledak, dua ruas jalan yang melintasi ke arah Krimea tampak runtuh.
Kebakaran melalap truk bahan bakar di bagian jembatan yang terpisah, CNN melaporkan.
Dari gambar yang beredar di media sosial tampak sebagian jalan dan jembatan rel telah jatuh ke perairan di bawahnya.
Berdasarkan informasi awal, Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa tiga orang tewas dalam ledakan itu.
Ledakan di jembatan Kerch menyebabkan transportasi utama antara daratan Rusia dan semenanjung Krimea tidak dapat beroperasi.
Terkait hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk memeriksa Jembatan Kerch di Krimea.
Media pemerintah Rusia TASS melaporkan bahwa kepala Kementerian Situasi Darurat Rusia dan Kementerian Transportasi saat ini berada di lokasi kejadian.
(Tribunnews.com/Fajar)