Rusia melancarkan serangan bom terus-terusan ke ibu kota Ukraina, Kyiv dan sejumlah kota lainnya pada Senin (10/10/2022) pagi, The Independent melaporkan.
Sedikitnya delapan orang di Kyiv tewas dan beberapa orang terluka, menurut keterangan awal yang diberikan oleh pihak berwenang Ukraina.
Selain di Kyiv, ledakan juga dilaporkan terjadi di Kota Lviv, Odessa Kharkiv, Mykolaiv, Ternopil, Kremenchuk dan Dnipro, serta serangan semalam di Zaporizhzhia.
Serangan besar-besaran itu dianggap sebagai pembalasan atas ledakan di jembatan Krimea pada akhir pekan lalu.
Pejabat senior di Moskow pada hari Senin mengatakan mereka harus menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di jembatan itu.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan serangan balasan menunjukkan bahwa Putin adalah “teroris yang berbicara dengan rudal.”
Serangan di Kyiv kali ini diperkirakan menjadi serangan terbesar di ibu kota sejak awal perang pada Februari lalu.
Foto-foto menunjukkan tubuh seorang pria dengan celana jins tergeletak tak bernyawa di sebuah jalan di persimpangan yang sibuk.
Seorang tentara juga terlihat memotong pakaian seorang wanita yang berbaring di rumput untuk mencoba mengobati luka-lukanya.
“Mereka mencoba menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi, menghancurkan orang-orang kita yang tidur di rumah di Zaporizhzhia,” kata Presiden Volodymyr Zelenskiy melalui aplikasi perpesanan Telegram.
“Mereka membunuh orang yang pergi bekerja di Dnipro dan Kyiv.”
“Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina.”
“Ada rudal yang menghantam.”
“Sayangnya, ada yang tewas dan terluka.”
Di salah satu persimpangan jalan tersibuk di Kyiv, sebuah kawah besar telah meledak di jalan.
Mobil hancur dan bangunan rusak.
Dua mobil dan sebuah van di dekat kawah hancur total akibat pecahan peluru.
Jendela-jendela gedung-gedung di Universitas Taras Shevchenko Kyiv pecah.
Pasukan Garda Nasional dengan perlengkapan tempur lengkap dan membawa senapan serbu, berbaris di luar gedung serikat pendidikan.
“Ibu kota sedang diserang teroris Rusia!”
“Rudal menghantam benda-benda di pusat kota (di distrik Shevchenkivskyi) dan di distrik Solomyanskyi.”
“Sirene serangan udara berbunyi, dan ancaman terus berlanjut,” tulis walikota Vitali Klitschko di media sosial.
Laporan lokal mengatakan bahwa setidaknya empat ledakan terdengar dari pusat kota.
Serangan Pertama dalam Beberapa Bulan
Serangan di Kyiv ini terjadi setelah warga merasakan ketenangan berbulan-bulan.
Mayoritas serangan Rusia terkonsentrasi di timur laut dan selatan.
Serangan terakhir yang dilaporkan di Kyiv tercatat pada bulan Juni.
Buntut Ledakan Jembatan Krimea
Serangan hari ini adalah buntut ledakan yang merusak satu-satunya jembatan di atas Selat Kerch ke semenanjung Krimea.
“Serangan ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” ujar Putin dalam sebuah video di saluran Telegram Kremlin.
Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas ledakan di jembatan itu tetapi mereka merayakannya serangan itu.
Pejabat senior Rusia menuntut tanggapan cepat dari Kremlin menjelang pertemuan dewan keamanan Putin pada hari Senin.
Jembatan itu adalah rute pasokan utama bagi pasukan Rusia di Ukraina selatan dan simbol kendali Rusia atas Krimea, semenanjung yang dicaploknya pada 2014.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan menjelang pertemuan bahwa Rusia harus membunuh “teroris” yang bertanggung jawab atas serangan itu.
“Rusia hanya dapat menanggapi kejahatan ini dengan membunuh teroris secara langsung, seperti kebiasaan di tempat lain di dunia. Inilah yang diharapkan warga Rusia,” katanya seperti dikutip oleh kantor berita negara Tass.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)