Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, perlu langkah-langkah taktis menghadapi sejumlah tantangan.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pembukaan Executive Education Program for Young Political Leaders batch 9, Senin (10/10/2022).

“Dunia menghadapi the perfect storm atau tantangan 5C yaitu Covid-19 yang belum selesai, Conflict Ukraina yang berkepanjangan, Climate changes atau perubahan iklim, Commodity price yang melonjak, dan Cost of living dampak dari inflasi,” ucap Menko Airlangga.

Dirinya mengklaim Indonesia lebih baik menangani 5C dibandingkan beberapa negara di belahan dunia.

“Sebagai Menko Perekonomian itu menjadi tugas saya agar ekonomi Indonesia berjalan dengan baik dan dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.

Airlangga Hartarto menyadari kesulitan yang dihadapi dunia seperti banyaknya negara yang mengalami krisis utamanya di sektor energi dan pangan.

Menurutnya, pemerintah sangat memahami kondisi ini serta berupaya meningkatkan terciptanya lapangan kerja.

“Karena itu pemerintah terus menginstruksikan kepala daerah agar menjaga inflasi makanan di bawah lima persen,” urainya.

Menko Airlangga menekankan bonus demografi satu di antara harapan agar Indonesia bisa selamat dari ancaman krisis.

Kata dia, usia produktif akan diproyeksi menjadi penopang kesejahteraan keluarga dan bangsa Indonesia.

“Tugas pemerintah memberikan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan dan juga ditunjang jaminan kesehatan serta bantalan sosial,” imbuh Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Airlangga menyebut program Kartu Pra Kerja telah memfasilitasi masyarakat agar memiliki keterampilan di dunia kerja.

Pada tahun 2022 ini tercatat Kartu Pra Kerja memberikan manfaat bagi 3,4 juta orang yang berasal dari 514 kabupaten/kota.

Lebih lanjut, Airlangga menekankan transformasi ekonomi saat ini tetap berjalan khususnya di ASEAN.

“Tahun lalu industri pengolahan memberikan kontribusi mencapai 17,34 persen dari PDB di kuartal II 2021,” pungkasnya.

Revitalisasi Manufaktur

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan untuk menyongsong visi misi Indonesia emas tahun 2045 harus ada upaya konkret.

Menurut Agus, satu di antaranya adalah revitalisasi manufaktur dan dapat diwujudkan melalui program making Indonesia 4.0.

“Ini merupakan program transformasi ekonomi dengan aspirasi menjadi negara 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030,” ucap Agus.

Menperin mendorong agar kontribusi ekspor netto terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 10 persen atau dikembalikan pada posisi tahun 2000.

Dia juga meyakini making Indonesia 4.0 hanya dapat terwujud jika produktivitas terhadap biaya ditingkatkan dua kali lipat dan riset and development (R&D) harus berkontribusi dua persen terhadap PDB. 

“Pelaku usaha pun mau tidak mau harus mengakselerasi adopsi teknologi pada berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan e-commerce,” tukasnya.

Menperin menilai masih banyak perusahaan yang menggunakan teknologi lawas, cenderung tidak efisien bahkan mengakibatkan pencemaran limbah.

Kendalanya tidak jauh karena pembiayaan sehingga pelaku usaha tidak mudah untuk beralih ke peralatan fabrikasi hijau.

“Memang diperlukan insentif agar transformasi ke industri hijau bisa terwujud, ini menjadi tantangan ke depan,” imbuh Menteri Agus. 

Sumber Artikel.