Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
Sepanjang bulan Oktober ini Korea Utara telah meluncurkan peluru kendali (rudal) sebanyak lima kali yang diarahkan menuju Jepang.
Bahkan salah satu rudal melewati Tohoku/Hokkaido.
Sejumlah upaya antisipasi dilakukan masyarakat Jepang, di antaranya dengan melakukan latihan (sumulasi) evakuasi.
Salah satu sekolah yang melakukan latihan evakuasi menghadapi datangnya rudal balistik Korut adalah sebuah universitas di Kota Okayama.
Latihan ini dilakukan untuk memastikan cara mengevakuasi dalam keadaan darurat jika diserang rudal Korea Utara.
“Pelatihan yang diadakan di Pacific Rim University di Higashi-ku, Okayama dilakukan dengan asumsi bahwa rudal balistik dapat diluncurkan dari negara asing dan mendarat di Jepang. Sekitar 730 siswa yang tergabung dalam klub atletik berpartisipasi minggu lalu,” ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (10/10/2022).
Para mahasiswa berkumpul di sebuah tempat yang dibagi menjadi tiga tempat, termasuk gimnasium.
Lalu saat mendengar pengumuman ‘peluncuran rudal’, mereka segera melakukan evakuasi.
“Di tempat kami mengungsi, saya menundukkan kepala dengan tangan menjauh dari jendela dan menunggu sampai pengumuman bahwa “sebuah rudal tampaknya telah melewati Samudra Pasifik” menjadi skenario latihan tersebut,” ujarnya.
Pada akhir latihan, penanggung jawab Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi berkomentar tentang betapa terorganisirnya perilaku evakuasi.
Dia ingin para peserta melihat kembali latihan ini di masa mendatang dan juga berbagi prosedur evakuasi dengan teman dan keluarga mereka.
“Kami tidak tahu kapan rudal akan diluncurkan, jadi saya ingin mengingat latihan hari ini dan mencoba membantu orang-orang di sekitar saya jika terjadi keadaan darurat,” kata seorang mahasiswi tahun keempat yang berpartisipasi dalam latihan tersebut.
“Jika ada informasi bahwa rudal telah diluncurkan, saya ingin Anda tenang dan mengambil tindakan seperti evakuasi yang dilakukan di dalam ruangan tersebut,” jelas Atsushi Sato, Kepala Kantor Perlindungan Sipil dan Operasi Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi.
Deteksi Jepang dengan teknologi mutakhirnya memungkinkan langsung setelah diluncurkan rudal oleh Korut, informasi darurat otomatis tersalurkan ke semua ponsel di daerah yang dianggap bahaya akan dilalui rudal tersebut.
Pada 4 Oktober lalu, peringatan tanda darurat disampaikan Badan Pertahanan Jepang ke ponsel masyarakat di daerah Aomori dan Hokkaido jam 07.22 pagi, hanya beberapa detik setelah rudal diluncurkan pihak Korut.
Rudal menghantam Samudera Pasifik jam 07.27 setelah melewati negara Jepang khususnya daerah Tohoku dan Hokkaido (yang ke-7 kalinya melewati Hokkaido).