DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumatera Utara mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo sebagai bakal presiden pada Pilpres 2024.

Sementara itu, DPW PPP DKI Jakarta merekomendasikan nama Anies Baswedan bersama dengan Sandiaga Uno dan Plt Ketua Umum Mardiono.

Pengamat politik dan CEO Point Indonesia Karel Susetyo menilai apa yang terjadi di PPP sekarang ini menunjukkan lemahnya kepemimpinan di partai berlambang kabah itu.

Ibaratnya kapal oleng ke kanan dan ke kiri atau kehilangan arah.

“Pengurus di bawah tak lagi taat pada putusan Plt Ketum. Ini berbeda dengan saat ketua umum masih dijabat oleh Suharso Monoarfa. Situasi makin diperburuk, ketika Mardiono malah sibuk mempreteli pendukung Suharso Monoarfa, baik yang ada di kepengurusan PPP dan Legislatif,” ujar Karel di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Karel menuturkan, dengan ‘membuang’ Suharso Monoarfa sebenarnya PPP sedang menggali kuburnya sendiri. Karena hingga saat ini Suharso tetap konsisten mencintai PPP.

Suharso dinilai sosok politisi Islam yang konsisten, di sisi lain juga seorang teknokrat yang visioner.

Karel mengatakan Mardiono harus menyelenggarakan muktamar luar biasa agar agar dirinya menjadi ketua umum definitif.

“Agar statusnya jelas dan bisa secara resmi bertindak mewakili PPP dalam rangkaian Pemilu ke depan. Misalnya menandatangani DCS dan DCT. Tanpa itu, Mardiono hanya lah Ketum tanpa gigi. Tanpa Muktamar Luar Biasa, Mardiono tidak sah menggantikan Suharso Monoarfa”, kata Karel.

Sumber Artikel.