Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran telah meresmikan gedung baru milik satuan K9 Unit Satwa Polda Metro Jaya, Senin (31/10/2022) lalu. 

Nantinya gedung tersebut akan menjadi hunian baru untuk 30 ekor satwa anjing pelacak berbagai jenis yang selama ini kerap membantu kepolisian dalam mengungkap berbagai kasus.

Berbicara soal anjing pelacak atau K9, tak lengkap rasanya jika tak membahas sosok-sosok yang selama ini berjasa melatih dan menjadi ‘teman’ bagi Jimmy, Kimo serta unit K9 lainnya. 

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran resmikan Gedung K9 Unit Satwa Polda Metro Jaya di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Barat. (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Briptu Ferry Setiawan, satu di antara pawang Unit K9 menceritakan awal mula dirinya dipercaya oleh satuannya untuk menjadi pawang bagi Kimo anjing pelacak berjenis Dark Sheperd asal Belanda. 

Ferry begitu ia kerap disapa, mengaku sempat takut ketika ditunjuk menjadi pawang anjing pelacak. 

“Saya awalnya takut, gak berani megang anjing, apalagi yang jenis kaya Kimo gini,” kata Ferry sambil sedikit tertawa menceritakan kisahnya kepada Tribunnews.com.

Alasan Ferry ini terbilang masuk akal. Bagaimana tidak, jika dilihat secara langsung, perawakan Kimo yang cukup besar dan memiliki gigi-gigi yang tajam disertai pergerakan yang agresif membuat siapapun yang berhadapan pasti dibuat takut. 

Kendati demikian, bukan pawang namanya jika tak dibekali dengan ilmu-ilmu untuk menjinakan seekor anjing pelacak. 

Pria berusia 27 tahun itu mengatakan, sebelum menjadi pawang dirinya terlebih dahulu menjalani pendidikan di Sekolah Kejuruan milik Polri di Cikeas, Jawa Barat. 

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran saat meresmikan gedung K9 di kawasan Jakarta Barat, Senin (31/10/2022). (Dokumen Polda Metro Jaya)

Ferry mengatakan, selama menimba ilmu di Sekolah Kejuruan Polri, perlu waktu dua bulan bagi dirinya untuk belajar dan bisa memahami karakter anjing pelacak agar bisa dijinakan. 

Berbagai cara ia pelajari mulai dari unsur kedekatan sampai mencari info langsung dari anjing pelacak mengenai hal hal yang disukai maupun tidak disukai oleh satwa tersebut. 

Alhasil lambat laun yang awalnya dihantui rasa takut ia pun mulai mengerti bagaimana sifat dan karakter anjing agar bisa didekati dan tidak agresif. 

“Yang penting pendekatanya. Kita simbiosis dulu supaya ada kedekatan, kedekatan emosional, ikatan batin. Baru lah anjing bisa dilatih,” kata Ferry. 

Untuk melatih pun, Ferry menjelaskan, perlu adanya tahapan agar Kimo bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh pawangnya. 

Mula mula Ferry akan memberikan berbagai hal kepada Kimo untuk mengetahui karakteristik dari anjing peganganya itu. 

Ferry menjabarkan, sebelum melatih ia harus memastikan Kimo mesti dalam keadaan yang ceria atau tidak dalam keadaan yang murung. 

Setelah dipastikan ceria, barulah Ferry mengetes kepekaan dan respon Kimo terhadap beberapa hal yang ia tunjukan. 

“Kita tunjukan ke dia (Kimo) misal ke kendaraan dia takut atau tidak, di kendaraan yang bersuara takut atau tidak, di tempat gelap bagaimana responya, serta respon pas diajak ke jalan raya,” tuturnya. 

Sempat Kontra Batin Memegang Anjing Karena Beragama Muslim

Ferry yang diterima menjadi anggota kepolisian pada tahun 2013 lalu sedari awal langsung ditugaskan di Satuan K9.

Ia yang beragama muslim mengaku sempat mengalami kontra batin jika harus memegang anjing.

Seperti diketahui dalam ajaran Agama Islam ada larangan apabila seseorang terkena air liur anjing. 

Namun karena tanggung jawab penugasan, ia pun menyebut tetap menjalankan tugasnya namun tak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. 

“Kalau muslim kan pasti najis misalnya terkena air liur. Cara menghilangkannya basuh dengan tanah, yang kena air liur tadi,” ucapnya. 

“Nah saya kan biasanya ada piket 24 jam, pagi pegang anjing nanti ketika mau salat wajib basuh sampai bersih. Kemudian saya juga sudah siapkan sarung dan baju ganti dari rumah,” lanjutnya. 

Kini, meskipun sempat mengalami berbagai hal dan hambatan selama menjadi pawang K9, ia mengaku tetap senang bekerjasama dengan anjing anjing pelacak di satuanya khususnya Kimo. 

Karena bagaimanapun, kewajiban menjalankan tugas demi keamanan masyarakat dan negara menjadi tugas mulia bagi Ferry. 

Selain itu, kepuasan batin apabila berhasil mengungkap kasus bersama Kimo menjadi alasan lainnya yang membuat dirinya tetap betah bekerja di Satuan K9 milik Polda Metro Jaya ini. 

“Kepuasanya (menjadi pawang K9) ketika kita bisa mengungkap berbagai kasus dari pencurian sampai hal hal yang besar sekalipun. Disitu letak kepuasannya dan saya bangga,” pungkas Ferry.

Sumber Artikel.